Categories Keuangan Pribadi

Membangun Portofolio Investasi Diversifikasi Aman dan Menguntungkan

Membangun Portofolio Investasi Diversifikasi Aman dan Menguntungkan: Siapa bilang investasi itu menakutkan? Bayangkan ini: uang Anda bekerja keras untuk Anda, seperti asisten pribadi yang rajin dan tak kenal lelah, menghasilkan cuan tanpa harus lembur! Panduan ini akan membimbing Anda membangun portofolio investasi yang tak hanya aman, tapi juga menguntungkan, menjadikan impian finansial Anda bukan sekadar mimpi, melainkan kenyataan.

Siap-siap mengucapkan selamat tinggal pada hari-hari gajian yang serba pas-pasan!

Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktis dalam membangun portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik, mulai dari memahami prinsip diversifikasi, memilih instrumen investasi yang aman dan terpercaya, hingga merancang strategi investasi jangka panjang yang menguntungkan. Kita akan menjelajahi berbagai kelas aset, menganalisis risiko dan potensi keuntungan masing-masing, dan mempelajari cara mengelola risiko investasi secara efektif. Dengan panduan ini, Anda akan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang cara membangun fondasi keuangan yang kokoh dan meraih kebebasan finansial.

Dasar-Dasar Diversifikasi Investasi

Membangun portofolio investasi diversifikasi aman dan menguntungkan

Bayangkan telur Anda semua di satu keranjang. Jika keranjangnya jatuh, uh oh! Itulah risiko investasi terkonsentrasi. Diversifikasi, teman-teman, adalah seni menyebarkan telur-telur investasi Anda ke berbagai keranjang. Semakin banyak keranjang, semakin kecil kemungkinan semuanya hancur berantakan sekaligus. Dengan kata lain, diversifikasi adalah strategi pintar untuk meminimalisir risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan investasi Anda.

Mari kita kupas tuntas bagaimana caranya!

Prinsip dasar diversifikasi adalah mengurangi risiko dengan menyebarkan investasi Anda di berbagai kelas aset yang memiliki korelasi rendah atau negatif satu sama lain. Artinya, ketika satu aset sedang mengalami penurunan, aset lainnya diharapkan dapat tetap stabil atau bahkan meningkat, sehingga mengurangi dampak kerugian secara keseluruhan. Ini seperti memiliki tim sepak bola yang solid: jika satu pemain cedera, masih ada pemain lain yang siap menggantikannya.

Contoh Portofolio Investasi Terdiversifikasi

Sebuah portofolio yang terdiversifikasi dengan baik akan mencakup berbagai kelas aset, seperti saham, obligasi, reksa dana, properti, dan emas. Sebagai contoh, portofolio ideal bisa terdiri dari 40% saham (terbagi lagi dalam saham blue chip dan saham perusahaan kecil), 30% obligasi (termasuk obligasi pemerintah dan korporasi), 15% reksa dana (terdiversifikasi di berbagai sektor), 10% properti (bisa berupa rumah kontrakan atau properti komersial), dan 5% emas sebagai lindung nilai inflasi.

Proporsi ini tentu bisa disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing individu.

Perbandingan Risiko dan Potensi Keuntungan Berbagai Kelas Aset

Kelas Aset Risiko Potensi Keuntungan Contoh
Saham Tinggi Tinggi Saham perusahaan teknologi, saham perbankan
Obligasi Sedang Sedang Obligasi pemerintah, obligasi korporasi
Reksa Dana Sedang – Tinggi (tergantung jenisnya) Sedang – Tinggi (tergantung jenisnya) Reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap
Properti Sedang – Tinggi Sedang – Tinggi Rumah kontrakan, apartemen, ruko
Emas Rendah Rendah – Sedang Batangan emas, emas perhiasan (dengan mempertimbangkan nilai jual kembali)

Strategi Alokasi Aset Berdasarkan Profil Risiko

Alokasi aset yang ideal sangat bergantung pada profil risiko investor. Berikut adalah contoh strategi alokasi aset untuk berbagai profil risiko:

  • Investor Konservatif: Mencari keamanan dan stabilitas. Alokasi aset yang disarankan: Obligasi (60%), Reksa Dana Pendapatan Tetap (30%), Emas (10%). Mereka cenderung menghindari risiko tinggi dan memprioritaskan pelestarian modal.
  • Investor Moderat: Mencari keseimbangan antara keamanan dan pertumbuhan. Alokasi aset yang disarankan: Obligasi (30%), Saham (40%), Reksa Dana (20%), Emas (10%). Mereka menerima risiko sedang untuk mencapai pertumbuhan investasi yang lebih tinggi.
  • Investor Agresif: Bersedia mengambil risiko tinggi untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi. Alokasi aset yang disarankan: Saham (70%), Reksa Dana Saham (20%), Properti (10%). Mereka berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang dan mampu menerima fluktuasi nilai investasi yang signifikan.

Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Menentukan Alokasi Aset

Beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat menentukan alokasi aset meliputi:

  • Tujuan Investasi: Apakah untuk jangka pendek atau panjang? Untuk pensiun, pendidikan anak, atau pembelian rumah?
  • Jangka Waktu Investasi: Semakin panjang jangka waktu, semakin besar risiko yang dapat ditanggung.
  • Toleransi Risiko: Seberapa besar risiko yang dapat diterima oleh investor?
  • Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi makro dapat mempengaruhi kinerja berbagai kelas aset.
  • Umur Investor: Investor yang lebih muda umumnya dapat mengambil risiko yang lebih tinggi dibandingkan investor yang lebih tua.

Memilih Instrumen Investasi yang Aman: Membangun Portofolio Investasi Diversifikasi Aman Dan Menguntungkan

Portfolio diversified investment diversify investments types dollarsandsense into

Membangun portofolio investasi yang aman dan menguntungkan ibarat membangun rumah impian: butuh perencanaan matang dan pemilihan bahan bangunan yang tepat. Salah pilih, bisa-bisa rumah ambruk! Nah, memilih instrumen investasi yang aman adalah pondasi utama portofolio Anda. Jangan sampai tergiur iming-iming keuntungan besar namun berisiko tinggi, ya! Mari kita bahas bagaimana memilih instrumen investasi yang cocok untuk Anda, khususnya bagi pemula yang ingin memulai perjalanan investasi dengan tenang.

Karakteristik Instrumen Investasi yang Aman dan Terpercaya

Instrumen investasi yang aman umumnya memiliki volatilitas (fluktuasi harga) yang rendah. Artinya, harga instrumen tersebut cenderung stabil dan tidak mengalami perubahan drastis dalam waktu singkat. Kepercayaan juga menjadi kunci; pilihlah instrumen yang dikeluarkan oleh lembaga yang terjamin dan diawasi oleh otoritas terkait, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia. Transparansi informasi juga penting; pastikan Anda mudah mendapatkan informasi mengenai kinerja dan risiko instrumen tersebut.

Contoh Instrumen Investasi Rendah Risiko untuk Pemula

Bagi investor pemula, beberapa instrumen investasi rendah risiko bisa menjadi pilihan yang bijak. Jangan langsung terjun ke investasi saham yang penuh tantangan! Berikut beberapa contohnya:

  • Deposito: Menyimpan uang di bank dengan bunga tetap selama jangka waktu tertentu. Aman dan terjamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) hingga batas tertentu.
  • Obligasi Pemerintah (Surat Berharga Negara/SBN): Pinjaman kepada pemerintah dengan bunga dan jangka waktu tertentu. Risikonya relatif rendah karena pemerintah dianggap memiliki kemampuan membayar kewajiban keuangannya.
  • Reksa Dana Pasar Uang: Investasi kolektif yang menempatkan dana di instrumen pasar uang seperti deposito dan sertifikat deposito. Relatif likuid (mudah dicairkan) dan rendah risiko.

Langkah-Langkah Mengevaluasi Keamanan Suatu Instrumen Investasi

Sebelum berinvestasi, lakukan riset dan evaluasi secara menyeluruh. Jangan hanya tergiur janji manis! Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti:

  1. Pahami profil risiko instrumen: Seberapa besar potensi kerugian yang mungkin terjadi?
  2. Teliti lembaga penerbit: Apakah lembaga tersebut terpercaya dan diawasi oleh otoritas terkait?
  3. Periksa track record kinerja: Bagaimana kinerja instrumen tersebut di masa lalu?
  4. Baca prospektus/dokumen resmi: Pahami dengan detail informasi mengenai instrumen tersebut.
  5. Konsultasikan dengan profesional: Jika ragu, konsultasikan dengan perencana keuangan atau advisor investasi.

Pertanyaan yang Perlu Diajukan Sebelum Berinvestasi

Mengajukan pertanyaan yang tepat sebelum berinvestasi sangat penting untuk menghindari kerugian. Jangan malu bertanya, ya!

Pertanyaan Penjelasan
Berapa tingkat risiko instrumen ini? Ketahui potensi kerugian yang mungkin terjadi.
Bagaimana kinerja instrumen ini di masa lalu? Lihat track record untuk menilai potensi keuntungan dan kerugian.
Siapa yang menerbitkan instrumen ini, dan apakah mereka terpercaya? Pastikan lembaga penerbit kredibel dan diawasi otoritas terkait.
Berapa biaya yang dikenakan? Ketahui semua biaya yang terkait dengan investasi.
Bagaimana cara mencairkan investasi ini? Ketahui proses dan syarat pencairan dana.

Cara Menghitung Tingkat Pengembalian (Return) Investasi

Mengetahui tingkat pengembalian investasi penting untuk mengukur kinerja portofolio Anda. Rumus dasar untuk menghitung return adalah:

Return = [(Nilai Akhir – Nilai Awal) + Dividen/Bunga] / Nilai Awal x 100%

Contoh: Anda berinvestasi Rp 1.000.000 di deposito dengan bunga 5% per tahun. Setelah satu tahun, nilai investasi Anda menjadi Rp 1.050.000. Return Anda adalah [(1.050.000 – 1.000.000) / 1.000.000] x 100% = 5%.

Ingat, ini hanya contoh sederhana. Perhitungan return bisa lebih kompleks tergantung jenis instrumen investasi.

Strategi Investasi Menguntungkan

Berinvestasi itu seperti menanam pohon uang: butuh waktu, kesabaran, dan sedikit pupuk (baca: strategi yang tepat) agar hasilnya melimpah. Jangan harap jadi kaya mendadak, ya! Membangun portofolio investasi yang aman dan menguntungkan adalah maraton, bukan lari cepat. Artikel ini akan mengupas beberapa strategi jitu untuk mencapai tujuan finansial Anda tanpa harus menjual ginjal (atau setidaknya, mengurangi risiko menjual ginjal).

Investasi Jangka Panjang: Rahasia Kekayaan yang Terpendam

Investasi jangka panjang, umumnya di atas 5 tahun, menawarkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan investasi jangka pendek. Bayangkan menanam pohon mangga: Anda tidak akan langsung panen buahnya besok, kan? Begitu pula dengan investasi. Keuntungan jangka panjang berasal dari pertumbuhan aset secara konsisten, yang terakumulasi seiring waktu. Fluktuasi pasar yang mungkin membuat Anda panik dalam jangka pendek, justru menjadi kesempatan untuk membeli aset lebih murah dalam jangka panjang.

Intinya: sabar itu kunci!

  • Reksa Dana: Diversifikasi portofolio dengan mudah dan aman. Layaknya membeli sekeranjang buah, Anda mendapat berbagai macam jenis investasi dalam satu wadah.
  • Saham: Berinvestasi di perusahaan yang Anda percaya potensinya akan tumbuh. Pilih perusahaan yang memiliki fundamental kuat dan prospek bisnis yang cerah. Jangan hanya tergiur tren viral di media sosial, ya!
  • Obligasi: Investasi yang lebih konservatif, cocok untuk yang lebih mementingkan keamanan modal daripada potensi keuntungan tinggi. Bayangkan ini sebagai tabungan dengan bunga yang lebih menarik.
  • Properti: Investasi yang relatif stabil, cocok untuk jangka panjang. Membutuhkan modal yang lebih besar, tetapi potensi keuntungannya juga lebih besar. Bayangkan memiliki gedung pencakar langit pribadi… (mungkin butuh waktu sedikit lebih lama).

Manfaat Investasi Jangka Panjang

Keuntungan utama investasi jangka panjang adalah potensi keuntungan yang lebih besar dan minimnya risiko kerugian akibat fluktuasi pasar. Investasi jangka panjang memberikan waktu bagi aset Anda untuk tumbuh secara konsisten dan mengatasi penurunan sementara di pasar. Anda juga dapat memanfaatkan strategi
-dollar-cost averaging* (DCA) yaitu berinvestasi secara berkala dengan jumlah yang tetap, sehingga mengurangi dampak volatilitas pasar.

Strategi Investasi yang Memanfaatkan Tren Pasar

Memanfaatkan tren pasar membutuhkan riset dan analisis yang mendalam. Jangan asal ikutan tren, ya! Pahami dulu fundamentalnya. Contohnya, jika Anda melihat tren pertumbuhan sektor energi terbarukan yang signifikan, Anda dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan di sektor tersebut. Namun, selalu ingat untuk diversifikasi portofolio agar tidak terlalu bergantung pada satu sektor tertentu.

  • Tren Teknologi: Investasi di perusahaan teknologi yang inovatif memiliki potensi pertumbuhan tinggi, namun juga berisiko tinggi. Riset yang matang sangat penting.
  • Tren ESG (Environmental, Social, and Governance): Investasi yang berfokus pada perusahaan yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik, semakin diminati.

“Investasi adalah seni mengelola emosi, bukan sekadar angka. Keuntungan dan kerugian adalah bagian dari proses. Jangan biarkan ketakutan atau keserakahan mengendalikan keputusan investasi Anda.”

Memantau Kinerja Portofolio Investasi, Membangun portofolio investasi diversifikasi aman dan menguntungkan

Memantau kinerja portofolio secara berkala sangat penting untuk memastikan strategi investasi Anda berjalan sesuai rencana dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Lakukan monitoring minimal setiap tiga bulan sekali.

  1. Lakukan review rutin: Periksa kinerja setiap aset investasi Anda.
  2. Analisis data: Perhatikan tren dan perbandingan kinerja dengan benchmark.
  3. Lakukan rebalancing: Sesuaikan alokasi aset sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko Anda.
  4. Catat setiap transaksi: Dokumentasikan semua transaksi untuk memudahkan analisis dan pelaporan pajak.

Manajemen Risiko Investasi

Membangun portofolio investasi diversifikasi aman dan menguntungkan

Investasi, seperti percintaan, penuh dengan naik turunnya emosi. Ada kalanya kita bermanja-manja dengan keuntungan, dan ada kalanya kita harus menghadapi kenyataan pahit kerugian. Untuk itu, manajemen risiko bukan sekadar bumbu pelengkap, melainkan resep utama agar portofolio investasi kita tetap sehat dan bahagia. Kegagalan dalam mengelola risiko bisa membuat investasi kita ambyar bak kue yang gosong di oven.

Memahami berbagai jenis risiko dan cara mengatasinya adalah kunci untuk tidur nyenyak di malam hari, tanpa mimpi buruk tentang portofolio investasi yang hancur lebur. Jangan sampai kita terjebak dalam perangkap “high risk, high return” tanpa strategi yang matang, karena “high risk” juga bisa berujung pada “high regret”!

Jenis Risiko Investasi dan Cara Mengatasinya

Berbagai jenis risiko mengintai di setiap sudut pasar investasi, seperti hantu-hantu nakal yang siap meneror portofolio kita. Namun, jangan panik! Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa menghadapi mereka dengan senjata pengetahuan dan strategi yang tepat.

  • Risiko Pasar: Fluktuasi harga aset akibat faktor ekonomi makro. Strategi: Diversifikasi portofolio ke berbagai kelas aset dan geografi.
  • Risiko Kredit: Risiko gagal bayar dari penerbit obligasi atau peminjam. Strategi: Pilih emiten dengan peringkat kredit yang baik dan diversifikasi obligasi.
  • Risiko Likuiditas: Kesulitan menjual aset dengan cepat tanpa kerugian signifikan. Strategi: Pilih aset yang mudah diperjualbelikan dan jangan terlalu banyak berinvestasi pada aset illiquid.
  • Risiko Inflasi: Penurunan daya beli uang akibat inflasi. Strategi: Investasi pada aset yang mampu mengalahkan inflasi, seperti properti atau saham perusahaan yang tumbuh.
  • Risiko Geografis: Risiko yang terkait dengan lokasi geografis investasi. Strategi: Diversifikasi investasi ke berbagai negara untuk mengurangi dampak risiko spesifik suatu negara.

Strategi Mitigasi Risiko Berdasarkan Kelas Aset

Kelas Aset Risiko Utama Strategi Mitigasi Contoh
Saham Volatilitas harga Diversifikasi sektor dan ukuran perusahaan, investasi jangka panjang Investasi di saham perusahaan besar dan kecil dari berbagai sektor
Obligasi Risiko kredit dan suku bunga Diversifikasi emiten dan durasi, hedging suku bunga Investasi di obligasi pemerintah dan korporasi dengan peringkat kredit yang baik, dan berbagai jangka waktu
Properti Likuiditas rendah dan fluktuasi harga Riset lokasi yang strategis, diversifikasi lokasi Memiliki properti di berbagai lokasi dengan potensi pertumbuhan yang berbeda
Emas Harga fluktuatif Investasi jangka panjang, diversifikasi dengan aset lain Memiliki emas sebagai bagian kecil dari portofolio investasi

Tips Mengelola Risiko dan Meminimalkan Kerugian

Mengurangi risiko bukan berarti menghindari risiko sepenuhnya. Itu seperti menghindari cinta karena takut patah hati – tidak bijaksana! Yang penting adalah mengelola risiko dengan cerdas. Berikut beberapa tips:

  • Lakukan riset yang menyeluruh sebelum berinvestasi.
  • Diversifikasi portofolio investasi.
  • Tetapkan target investasi dan batasan kerugian.
  • Pantau portofolio investasi secara berkala.
  • Jangan terpengaruh oleh emosi dan rumor.
  • Konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional.

Tanda-Tanda Peringatan Potensi Kerugian Besar

Seperti detektif yang handal, kita perlu jeli mengamati tanda-tanda bahaya yang mengindikasikan potensi kerugian besar. Jangan sampai kita terlambat menyadari bahaya yang mengancam portofolio kita.

  • Penurunan drastis nilai aset.
  • Berita negatif tentang emiten atau sektor investasi.
  • Perubahan mendadak dalam kebijakan ekonomi atau politik.
  • Kinerja portofolio yang jauh di bawah ekspektasi.
  • Munculnya gelembung spekulatif di pasar.

Ilustrasi Diversifikasi Mengurangi Risiko

Bayangkan Anda memiliki sekeranjang telur. Jika semua telur berada dalam satu keranjang, dan keranjang itu jatuh, semua telur akan pecah. Namun, jika Anda menyebarkan telur-telur itu ke dalam beberapa keranjang, bahkan jika satu keranjang jatuh, tidak semua telur akan hancur. Hal yang sama berlaku untuk investasi. Diversifikasi portofolio ke berbagai kelas aset mengurangi dampak risiko.

Jika satu kelas aset mengalami penurunan, kelas aset lainnya mungkin masih memberikan keuntungan atau setidaknya mengurangi kerugian secara keseluruhan. Ini seperti memiliki jaring pengaman finansial. Meskipun ada risiko di setiap investasi, diversifikasi membantu mengurangi dampaknya secara signifikan, melindungi kita dari kerugian besar yang bisa terjadi jika semua telur kita berada dalam satu keranjang.

Perencanaan Keuangan dan Investasi

Crypto portfolio investment diversify chart day infographics

Investasi itu seperti menanam pohon uang: butuh waktu, perawatan, dan sedikit keberuntungan agar berbuah manis. Tapi jangan khawatir, dengan perencanaan keuangan yang matang, prosesnya bisa lebih terarah dan menyenangkan, bahkan tanpa harus jadi ahli keuangan sekalipun. Bayangkan, masa pensiunmu dipenuhi dengan liburan ke Bali, bukan cuma mimpi di siang bolong!

Tujuan Keuangan: Kompas Investasi Anda

Sebelum terjun ke dunia investasi yang penuh gemerlap (dan juga potensi jebakan batman), tentukan dulu tujuan keuangan Anda. Ingin beli rumah? Menikah? Pendidikan anak? Pensiun mewah di pantai?

Tujuan yang jelas akan memandu langkah investasi Anda, seperti kompas yang menunjukkan arah harta karun (harta Anda, tentunya!).

Perencanaan Investasi di Berbagai Tahapan Hidup

Strategi investasi tak melulu satu ukuran untuk semua. Tahapan hidup berbeda menuntut pendekatan yang berbeda pula. Bayangkan seorang mahasiswa baru dengan seorang eksekutif senior – kebutuhan dan toleransi risiko mereka jelas berbeda.

  • Masa Muda (20-30an): Fokus pada akumulasi aset. Investasi berisiko tinggi seperti saham bisa menjadi pilihan, karena Anda punya waktu panjang untuk pulih dari potensi kerugian. Bayangkan ini sebagai fase “menanam bibit” yang membutuhkan waktu untuk tumbuh besar.
  • Usia Produktif (30-50an): Tahap membangun portofolio yang lebih beragam. Mulai pertimbangkan investasi yang lebih konservatif seperti obligasi, seiring dengan bertambahnya tanggung jawab keluarga. Ini seperti “memupuk tanaman” agar tumbuh subur dan kuat.
  • Masa Pensiun (50an ke atas): Prioritaskan keamanan dan kelangsungan pendapatan. Investasi rendah risiko seperti deposito atau properti menjadi pilihan utama. Fase ini seperti “memanen hasil” dari kerja keras dan perencanaan yang matang.

Manfaat Konsultasi Perencana Keuangan Profesional

Memiliki perencana keuangan profesional ibarat memiliki navigator handal dalam perjalanan investasi Anda. Mereka membantu Anda memetakan jalur, menghindari jebakan, dan mencapai tujuan keuangan dengan lebih efisien. Bayangkan, daripada tersesat di hutan investasi yang lebat, Anda dipandu oleh ahli yang berpengalaman.

Daftar Pertanyaan untuk Perencana Keuangan

Sebelum menyerahkan nasib keuangan Anda ke tangan orang lain, ajukan pertanyaan-pertanyaan penting berikut. Ingat, ini investasi Anda, jadi pastikan Anda memahami setiap langkahnya.

Pertanyaan Penjelasan
Kualifikasi dan pengalaman Tanyakan sertifikasi dan pengalaman mereka dalam mengelola portofolio investasi yang serupa dengan tujuan Anda.
Biaya dan komisi Ketahui secara detail semua biaya yang terkait dengan jasa mereka. Transparansi adalah kunci!
Strategi investasi yang ditawarkan Pahami bagaimana mereka akan mengelola investasi Anda dan bagaimana strategi tersebut sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.
Rekam jejak kinerja Minta data kinerja portofolio mereka di masa lalu. Ingat, masa lalu bukan jaminan masa depan, tetapi memberikan gambaran yang berharga.
Proses pelaporan dan komunikasi Bagaimana mereka akan memberikan update berkala tentang kinerja investasi Anda? Komunikasi yang baik sangat penting.

Jadi, sudah siap untuk memulai petualangan investasi Anda yang mengasyikkan dan menguntungkan? Ingat, membangun portofolio investasi yang sukses membutuhkan kesabaran, disiplin, dan pemahaman yang mendalam. Jangan takut untuk memulai dari yang kecil dan belajar dari setiap pengalaman. Dengan strategi yang tepat dan manajemen risiko yang baik, Anda dapat meraih tujuan keuangan Anda dan menikmati hasil kerja keras Anda.

Selamat berinvestasi, dan semoga sukses!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *